SL Wuss V2 SEO, Responsive and Fast Loading Blogger Template Terbaru
Posted by Sahilluqman
Posted on 22.34
with No comments
Hal Penting yang Sering Dilupakan Muslim Saat Puasa Ramadhan
Posted by Sahilluqman
Posted on 22.16
with No comments
Sahabat muslim. Alhamdulillah segaja syukur kita haturkan kepada Alloh SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai keni'matan dhohir batin kepada kita semua. Tanpa limpahan keni'matan itu, niscaya kita semua tidak akan bisa merasakan hidup ini.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW alladzi turja syafa'atuhu sebagai pemimpin seluruh makhluk di bumi ini, yang telah diberikan mandat sebagai pemimpin para Nabi dan Rosul, membimbing seluruh umat manusia untuk menjadi insan yang mulia akhlak budi pekertinya. Itulah Nabi Muhammad SAW sebagai utusan penutup para Nabi dan Rosul di bumi ini.
Sangat terasa hampa kehidupan ini jika kita tidak diberikan keni'matan berwujud hidayahdari Alloh SWT. Hidayah menjadikan kita bisa merasakan ladzat dalam menjalankan ibadah. Tidak sekedar ucapan dhohir lisan semata, namun memang bisa merakan sampai di lubuk hati yang paling dalam akan setiap pemberian Nya.
Kita bisa merasakan keni'matan yang luar biasa di hari-hari menjelang bulan Ramadhan besok pagi. Akan setiap hari kita nantikan bulan yang penuh berkah itu. Namun, tidak mengurangi rasa syukur kita, yang termuat dalam setiap do'a yang kita lantunkan dalam lisan dan sanubari kita:
Sahabat. Berbagai keutaman di bulan Ramadhan itulah, harusnya menjadi salah satu rujukan kita semua. Namun terlepas dari itu semua, rasa keimanan serta ikhlas dalam menjalankan itu semua menjadi faktor penentu diterimannya puasa kita.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah puasa adalah kita wajib mengetahui syarat sah dan rukun puasa Ramadhan.
Adakah syarat-syarat wajib yang lain selain rasa iman?
Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Walaupun tidak dijelaskan secara terperinci di dalam Al-Qur'an syarat sahnya puasa Ramadhan yang kita lakukan, namun di dalam kitab-kitab Fiqih banyak sekali yang menjelaskan, bahwa puasa Ramadhan akan dihukumi sah manakala memenuhi kriteria.
Syarat-syarat wajib puasa Ramadhan ini diantaranya:
Jika ingin memperoleh panduan secara lengkap dan praktis, silakan download panduan puasa Ramadhan pada link di bawah ini.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW alladzi turja syafa'atuhu sebagai pemimpin seluruh makhluk di bumi ini, yang telah diberikan mandat sebagai pemimpin para Nabi dan Rosul, membimbing seluruh umat manusia untuk menjadi insan yang mulia akhlak budi pekertinya. Itulah Nabi Muhammad SAW sebagai utusan penutup para Nabi dan Rosul di bumi ini.
Sangat terasa hampa kehidupan ini jika kita tidak diberikan keni'matan berwujud hidayahdari Alloh SWT. Hidayah menjadikan kita bisa merasakan ladzat dalam menjalankan ibadah. Tidak sekedar ucapan dhohir lisan semata, namun memang bisa merakan sampai di lubuk hati yang paling dalam akan setiap pemberian Nya.
Kita bisa merasakan keni'matan yang luar biasa di hari-hari menjelang bulan Ramadhan besok pagi. Akan setiap hari kita nantikan bulan yang penuh berkah itu. Namun, tidak mengurangi rasa syukur kita, yang termuat dalam setiap do'a yang kita lantunkan dalam lisan dan sanubari kita:
"Allohumma bariklana fii rojaaba wasya'bana wabllighna Romadhona waghfirlana dzunubana. Ya Alloh semoga Engkau memberikan keberkahan kepada kami di bulan Rojab danbulan Sya'ban, serta Engkau memberikan kesempatan kami untuk menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadhan, serta ampunilah setiap dosa-dosa kami, aamiin"Do'a yang selalu kita haturkan kepadaNya, dan semoga Alloh mengabulkannya. Dengan penuh semangat azzam yang kuat, mari kita sambut bulan yang penuh berkah, ampuna maghfiroh, ditutupnya pintu-pintu neraka, dinaikkannya derajat setiap insan muslimin, dan bulan terdapatnya malam yang lebih baik daripada 1000 bulan, yakni malam lailatul qodar.
Sahabat. Berbagai keutaman di bulan Ramadhan itulah, harusnya menjadi salah satu rujukan kita semua. Namun terlepas dari itu semua, rasa keimanan serta ikhlas dalam menjalankan itu semua menjadi faktor penentu diterimannya puasa kita.
Seperti yang firman Alloh di dalam Surat Al-Baqoroh:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة : ١٨٣
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 183)"Tidaklah mungkin jika kita tidak beriman bisa merasakan segala bentuk keni'matan yang luar biasa di bulan Ramadhan itu. Karena sangat jelas sekali, bahwa hanya orang-orang yang beriman yang diwajibkan menjalankan ibada puasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah puasa adalah kita wajib mengetahui syarat sah dan rukun puasa Ramadhan.
Adakah syarat-syarat wajib yang lain selain rasa iman?
Syarat Wajib Puasa Ramadhan
Walaupun tidak dijelaskan secara terperinci di dalam Al-Qur'an syarat sahnya puasa Ramadhan yang kita lakukan, namun di dalam kitab-kitab Fiqih banyak sekali yang menjelaskan, bahwa puasa Ramadhan akan dihukumi sah manakala memenuhi kriteria.
Syarat-syarat wajib puasa Ramadhan ini diantaranya:
- Beragama Islam (muslim)
- Baligh (silakan pelajari ciri-ciri baligh perempuan atau laki-laki)
- Berakal sehat (tidak hilang akal)
- Tidak dalam keadaan sakit
- Tidak dalam perjalanan jauh sesuai syar'i
Kelima faktor di atas menjadi kunci keberhasilan seseorang dalam menjalankan ibadah puasa. Ingat sesuai kaidah fiqih yang pernah saya uraikan dalam artikel sebelumnya.
1. Beragama Islam (muslim)
Seseorang yang tidak beragama Islam jika menjalankan ibadah puasa Ramadhan maka hukumnya tidak sah. Maka bagi orang-orang nasrani, yahudi maupun majusi dan penganut kepercayaan lain, puasa Ramadhannya tidak sah.
2. Baligh
Begitu pula jika anak-anak menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka juga tidak sah. Namun demikian, kembali pada Firman Alloh SWT. Apabila ada anak-anak menjalankan kebaikan apapun, maka tetap akan memperoleh balasan pahala dari Alloh SWT yang diberikan kepada kedua orang tuannya. Sungguh bahagia bagi kedua orang tua yang mempunyai anak-anak yang sholih sholihah, walaupun anak itu masih kecil belum baligh.
3. Berakal Sehat
Juga berlaku bagi orang-orang yang tidak berakal. Tidak berakal di sini dimaksudkan sebagai seseorang yang hilang akalnya atau gila. Maka orang tersebut jika menjalankan puasa Ramadhan juga dihukumi tidak sah.
Berbeda ketika hilang akal diartikan hilang kesadaran. Kedua istilah tersebut jika tidak diresapi secara seksama, akan menjadi masalah besar. Ketika orang dikatakan tidak berakal, maka dalam konteks puasa Ramadhan maka diartikan sebagai orang yang memang benar-benar gila, tidak disengaja. Sama halnya konteks ini misalkan terjadi pada orang yang menderita penyakit ayan.
Jika yang dimaksud dalam kontek syarat sah wudhu, maka sudah bisa dipastikan bahwa orang yang hilang akal, bisa kita maknai sebagai orang yang hilang kesadaran. Jika ada orang hilang kesadarannya, maka wudhunya menjadi batal. Sama halnya orang mabuk (meminum minunam keras atau khomer, dalam keadaan tidur dalam posisi tertentu.
Jika kita simpulkan, orang yang hilang akal, tidak berakal sehat, dalam konteks wudhu pasti sudah membatalkan. Namun dalam konteks amaliah puasa Ramadhan, tetap harus sesuai dengan konteks keadaan seperti yang Ane jelaskan di atas.
4. Mampu Sehat Jasmani
Jika ada seseorang yang sedang menderita sakit, maka ia akan memperoleh ruksoh (ampunan secara syariat) untuk tidak menjalankan idabah puasa. Sakit yang dimaksud di sini adalah seseorang yang memang menderita suatu penyakit yang berat. Apabila orang yang sakit itu menjalankan ibadah puasa bisa membahayakan keselamatan jiwanya, maka ia tidak diwajibkan menjalankan puasa Ramadhan.
Hal ini berlaku juga bagi orang-orang jompo (walaupun tidak dalam keadaan sakit) namun dirasa sudah tidak mampu untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dengan pertimbangan syar'i itulah orang yang dalam keadaan tersebut tidak diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Namun demikian, orang-orang yang dalam kategori ini, walaupun tidak wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetap berkewajiban untuk membayarfidyah kepada faqir miskin.
5. Tidak dalam Keadaan Musafir
Musafir di sini tidak sekedar melakukan perjalanan jauh saja, namun juga tetap berdasarkan kriteria syar'i, di antaranya adalah melakukan perjalanan dengan niat ibadah karena Alloh SWT, seperti silaturrohim. Jika memang demikian, maka orang yang melakukan musafir tidak berkewsajiban menjalankan puasa Ramadhan.
Namun demikian, orang-orang yang dalam kategori ini, walaupun tidak wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetap berkewajiban untuk membayar fidyah kepada faqir miskin.
Syarat Sah Puasa Ramadhan
Syarat di dalam istilah fiqih berarti menjalankan segala perkara dalam sebuah ibadah. Apabila tidak terpenuhi syaratnya, maka akan dihukumi tidak sah ibadah tersebut.
- Islam (tidak murtad)
- Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
- Suci dari haid dan nifas
- Mengetahui waktu diterimanya puasa
- Rukun Puasa
Rukun Puasa Ramadhan
Sama halnya dengan syarat sah, rukun juga menjadi faktor penentu sah dan tidaknya sebuah ibadah yang dilakukan. Jika seseorang tidak menjalankan "salah satu" saja rukun, maka puasanya tidak dihukumi sah.
Adapun rukun puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
- Niat
- Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari
Sunah-sunah Ketika Menjalankan Ibadah Puasa
Sunah puasa adalah segala perkara yang apabila dilakukan oleh seorang dalam menjalankan puasa Ramadhan, maka akan memperoleh fadhilah pahala. Jika tidak dilaksanakan, maka juga tidak memperoleh dosa.
Adapun sunah-sunah yang dianjurkan untuk dilakukan dalam menjalankan puasa Ramadhan antaralain:
- Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
- Melambatkan bersahur
- Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
- Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
- Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
- Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
- Membaca doa berbuka puasa
Perkara-perkara yang Makruh dilakukan saat Berpuasa Ramadhan
Berbeda halnya dengan sunah, makruh adalah segala perbuatan yang apabila dilakukan, maka tidak memperoleh dosa dan pahala. Namun jika kita tidak melakukan perkara makruh tadi, maka sebalinya akan memperoleh pahala.
Hal-hal yang makruh dilakukan saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan diantaranya:
- Selalu berkumur-kumur
- Merasakan makanan dengan lidah
- Berbekam kecuali perlu
- Mengulum sesuatu
berkumur-kumur, merakan makanan dengan menggunakan lidah (tanpa menelan) ketika menjalankan ibadah puasa ramadhan hukumnya makruh. Artinya, hal itu tidak membatalkan puasa. Namun demikian, alangkah baiknya untuk tidak melakukan perkara makruh tersebut.
Hal-hal atau Perkara Yang Membatalkan Puasa
Berbeda dengan sunah dan maruh, hal yang membatalkan ibadah khususnya puasa adalah segala suatu perkara yang apabila dilakukan (walau salah satu saja dari keterangan di bawah ini) maka akan bisa membatalkan puasa Ramadhan seseorang.
Adapun perkara yang bisa membatalkan ketika menjalankan puasa Ramadhan antaralain:
- Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan (hidung, tenggorokan, telinga dll)
- Muntah dengan sengaja
- Bersetubuh (jima') atau mengeluarkan mani dengan sengaja
- kedatangan haid atau nifas
- Melahirkan anak atau keguguran
- Gila walaupun sekejap (hilang akal- mabuk, penyakit ayan)
- Mabuk ataupun pingsan sepanjang hari
- Murtad atau keluar daripada agama Islam
Beberapa hal itulah yang mendasari sempurna dan tidaknya puasa Ramadhan seseorang. Jika kita bisa melaksanakan segala sesuatu sesuai syariat Islam sesuai Firman Alloh SWT yang dijelaskan di dalam Hadis Nabi Muhammad SAW dan diperjelas ijma' dan qiyas para 'ulama, insyalloh kita bisa memperoleh derajat ketaqwaan tertingi di hadapanNya, aamiin.
Jika ingin memperoleh panduan secara lengkap dan praktis, silakan download panduan puasa Ramadhan pada link di bawah ini.
"Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun ini. Ane selaku pengelola situs ini mohon maaf jika terdapat segala kesalahan dhoir batin. Mohon di ikhlaskan njeh."
Semoga bermanfa'at.